Sipendik.com – Lahan kosong yang ada saat ini akan semakin hari semakin berkurang dan berdampak pada semakin sedikitnya tanaman hijau khususnya di daerah perkotaan. Dengan keterbatasan lahan tentu akan menyulitkan jika kita ingin bercocok tanam. Tetapi jangan khawatir, kini bercocok tanam dapat dilakukan dengan mengganti tanah dengan media lain sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas, metode ini disebut dengan hidroponik.
Hidroponik adalah cara bercocok tanam dengan mengganti tanah sebagai media tanam pada umumnya menggunakan media lain berupa substrat. Hidroponik lebih menekankan pemenuhan nutrisi tumbuhan. Tanaman akan tumbuh dengan baik jika nutrisi yang berupa unsur hara terpenuhi. Dalam metode bercocok tanam dengan hidroponik media substrat berfungsi sebagai penyangga tumbuhan dan air berfungsi sebagai pelarut nutrisi yang selanjutnya diserap oleh tumbuhan.
Cara bercocok tanam hidroponik dinilai menghasilkan panen yang lebih sehat dan melimpah karena tumbuhan dapat meningkatkan nutrisinya sendiri. Selain itu metode hidroponik sangat dijaga cara dan tempat untuk menanamnya. Bercocok tanam dengan metode hidroponik tidak membutuhkan tanah atau lahan yang luas sehingga tidak memerlukan pestisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan gulma. Bisa dikatakan sebagian besar tanaman hidroponik merupakan tanaman organik juga.
Tanaman yang bisa dibudidayakan dengan cara hidroponik sebenarnya banyak sekali jenisnya. Tetapi ada juga yang tidak bisa atau tidak cocok jika ditanam secara hidroponik sehingga pertumbuhannya menjadi tidak baik. Jenis tanaman hidroponik yang bisa Anda tanam di rumah misalnya tanaman hias, sayuran, dan buah – buahan. Dengan menanam sendiri di rumah tentu akan mendatangkan keuntungan bagi Anda dan Anda tidak akan mengalami kesulitan untuk memperoleh sayur dan buah yang segar dan sehat tentunya. Nah, tanaman apa saja sih yang cocok ditanam dengan metode hidroponik? Sebagai contoh kita ambil tanaman yang bisa panen secara kontinu dan memiliki masa pertumbuhan yang relatif singkat misalnya melon, semangka, tomat, bunga mawar, selada, kangkung, bayam, mentimun, sawi, tomat, dan yang paling banyak dibudidayakan yaitu hidroponik cabe.
Jenis hidroponik
- Hidroponik kultur agregat
Hidroponik jenis ini menggunakan media berupa kerikil, pasir, batu apung, batu alam, sekam padi, dan pupuk sebagai pegangan tumbuhnya akar dan sebagai mediator larutan hara. Metode ini yang paling sering digunakan di Indonesia karena memerlukan biaya yang sedikit dalam proses budidaya tanaman.
- Hidropoik kultur air
Sesuai dengan namanya hidroponik kultur air menggunakan media tanam berupa air. Air yang akan digunakan ditaruh ke dalam wadah, toples, atau tabung kaca kemudian campur dengan larutan pupuk atau larutan mineral yang berfungsi untuk mensuplai kebutuhan tanaman. Metode ini dinilai membutuhkan biaya yang lebih mahal sehingga biasanya metode hidroponik kultur air hanya digunakan untuk menanam tanaman hias.
- Hidroponik sistem NFT ( Nutrient Film Technique )
Merupakan metode bercocok tanam dengan akar tumbuhan akan tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal serta tersirkulasi sehingga tumbuhan akan mendapat air, nutrisi, dan oksigen yang cukup. Tumbuhan akan tumbuh pada lapisan polythlene dengan kondisi akar terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasi oleh pompa secara terus menerus.
Unsur – unsur penting dalam hidroponik
- Media untuk menanam
Gunakan media tanam dengan kelembaban dan unsur hara yang cukup serta memiliki drainase yang baik agar tanaman terhindar dari zat – zat beracun atau berbahaya.
- Air
Kualitas dan hasil panen dari tanaman akan sangat tergantung dari air. Maka tidak salah jika air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam metode hidroponik.
- Unsur hara
Berikan larutan unsur hara secara teratur agar nutrisi tanaman terpenuhi dan tumbuh kembang tanaman bisa maksimal.
- Oksigen
Usahakan kadar oksigen dalam metode hidroponik ini rendah agar dinding sel mudah untuk ditembus, mencegah tanaman supaya tidak layu, serta bisa menyebabkan kekurangan air yang bisa mengakibatkan kematian pada tanaman.
Keuntungan hidroponik
- Tidak memerlukan tanah
- Air yang berada dalam sistem akan terus bersirkulasi sehingga bisa digunakan untuk keperluan lain seperti akuarium
- Nutrisi bisa diberikan secara efektif dan efisien karena proses pengendalian nutrisi lebih sederhana
- Memberikan hasil atau kualitas tumbuhan yang lebih baik
- Hasil panen lebih banyak
- Hidroponik memerlukan sedikit air jika dibandingkan dengan cara konvensional sehingga bisa menekan biaya untuk kebutuhan air
- Mudah dalam proses pemanenan
- Kelembaban, pH, nutrisi, dan lingkungan tempat tumbuhnya tanaman bisa dikontrol
- Tanaman akan lebih cepat tumbuh karena oksigen yang berasal dari air lebih banyak tersedia di akar
- Tidak memerlukan rotasi tanaman
- Media tanam dapat dipakai secara berulang sehingga lebih hemat
- Memiliki resiko kecil terhadap serangan hama dan gulma
- Tanaman akan tumbuh lebih pesat dengan keadaan tanaman bersih, dan tidak mengalamai kerusakan
- Beberapa jenis tumbuhan tetap bisa dibudidayakan walaupun di luar musim
- Tidak memiliki resiko kebanjiran, kekeringan, erosi, atau ketergantungan kondisi alam yang dapat mengakibatkan gagal panen
Kekurangan hidroponik
- Memerlukan kontrol cahaya, suhu, dan kelembaban sehingga memerlukan banyak energi dan mengakibatkan biaya operasional tinggi
- Beberapa penyakit tanaman dapat menyebar secara cepat melalui sistem seperti penyakit Fusarium dan Verticillium.
Itulah tadi informasi mengenai cara bercocok tanam hidroponik, semoga bermanfaat. Jangan lupa nantikan artikel menarik lainnya dari kami.