Sipendik.com – Buat Anda yang memiliki rencana berbisnis tanaman budidaya, tidak ada salahnya untuk menyimak artikel Trik Sukses Budidaya Jamur Tiram dari kami. Kenapa harus budidaya jamur tiram? Ini mungkin jadi pertanyaan besar Anda sebelum memulai bisnis budidaya jamur tiram. Oke, Saya jelaskan disini bahwa kelebihan budidaya jamur tiram yaitu relatif mudah dibudidayakan, cukup toleran terhadap berbagai perubahan musim yang sekarang ini tidak mudah untuk diprediksi, produktifitasnya cukup tinggi serta bisa Anda aplikasikan di media tanam yang berbeda.
Berikut ini Trik Sukses Budidaya Jamur Tiram
Sebelumnya Anda simak dahulu sejarah singkat serta manfaat yang terkandung dalam jamur tiram ;
1. Sejarah Penemuan Jamur Tiram
Jamur tiram disebut juga sebagai shimeji atau oyster mushrooms. Jamur ini adalah salah satu jamur yang enak dimakan dan banyak digemari di berbagai negara. Sejarah penemuan miselium (benang-benang) jamur tidak terlepas dari keberhasilan penemuan mikroskop oleh van Leeuwenhock di abad ke 17.
Selanjutnya makhluk hidup sederhana ini menjadi sangat menarik perhatian karena fungsinya yang beraneka ragam. Kegunaan jamur dalam kehidupan sehari-hari adalah menghancurkan sampah (sisa-sisa hewan, tanaman dan bahan industri), menghasilkan antibiotika untuk obat, menfermentasikan bahan organik untuk menghasilkan suatu bahan bernilai ekonomis (misalnya fermentasi pati menjadi alkohol) dan sebagai bahan makanan.
2. Sentra Usaha Budidaya Jamur Tiram di Indonesia
Prospek usaha budidaya jamur ini ternyata menciptakan peluang usaha bagi warga daerah tertentu. Tak heran rasanya kini terdapat beberapa titik sentra jamur yang cukup berkembang. Misal saja sentra jamur di Cisarua dan Cikole Lembang, Bandung-Jawa Barat; Sleman-Yogyakarta hingga Madiun-Jawa Timur.
3. Manfaat Konsumsi Jamur Tiram
Secara umum jamur tiram memberikan banyak manfaat bagi kesehatantubuh bahkan beberapa di antaranya yang bisa digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Seperti yang kita ketahui bahwa jamur tiram merupakan jamur yang tumbuh di kayu sehingga orang-orang menyebutnya tanaman perusak kayu. Namun ternyata setelah di teliti jamur tiram memiliki kandungan tersendiri yang dapat membantu penyembuhan beberapa penyakit.
- Meningkatkan eritrosit
- Mencegah kencing manis
- Menurunkan kolesterol
- Mengobati kanker
4. Persyaratan Lokasi Tanam Budidaya Jamur Tiram
- Langkah mudah yang bisa Anda coba yaitu membuat bangunan kumbung jamur dengan sistem sirkulasi buka tutup. Yang dimaksud buka tutup disini adalah menutup sirkulasi kumbung jamur di siang hari agar kelembapan di dalamnya tetap terjaga, dan membukanya pada malam hari sehingga suhu ruangan di dalam kumbung jamur bisa lebih dingin.
- Gunakan bahan atap yang tidak menyerap panas. Hal ini penting agar intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam kumbung jamur tidak berlebihan. Beberapa bahan yang bisa Anda gunakan sebagai atap kumbung jamur antara lain anyaman bambu, atau genteng.
- Faktor kelembapan merupakan syarat utama yang harus terpenuhi dalam budidaya jamur tiram, sebab kelembapan udara sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa meletakkan beberapa tong/wadah air di dalam kumbung jamur untuk meningkatkan kelembapan ruangan.
- karena lokasi budidaya jamur berada di daerah panas, maka usahakan untuk membuat bangunan kumbung di tempat yang teduh atau dekat dengan pepohonan. Selain itu hindari pula pembuatan pintu kumbung yang berada di arah matahari terbit atau terbenam, hal ini dilakukan untuk mencegah sinar matahari langsung masuk ke ruangan kumbung..
- karena lokasibudidaya jamur berada di daerah panas, maka usahakan untuk membuat bangunan kumbung di tempat yang teduh atau dekat dengan pepohonan. Selain itu hindari pula pembuatan pintu kumbung yang berada di arah matahari terbit atau terbenam, hal ini dilakukan untuk mencegah sinar matahari langsung masuk ke ruangan kumbung.
- untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam kumbung jamur tiram, usahakan tinggi bangunan kumbung dibuat lebih tinggi atau tidak kurang dari 4 meter.
- perhatikan rak penyimpanan baglog jamur yang dibuat. Bila di daerah dingin rak yang dibuat pada kumbung jamur bisa mencapai 5 tingkat, pastikan rak yang dibuat di daerah panas tidak lebih dari 3 tingkat.
- karena lokasi kumbung jamur berada di daerah panas, maka sebisa mungkin lakukan penyiraman lebih sering dibandingkan di daerah pegunungan. Penyiraman baglog jamur bisa Anda lakukan minimal 3 kali dalam sehari.
5. Langkah Teknis Budidaya Jamur Tiram
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Sebagai langkal awal disarankan mencoba dalam skala kecil. Mengenai peralatan dapat menggunakan peralatan yang sangat sederhana, misalnya drum untuk pasteurisasi/pengukusan dapat membeli drum bekas yang harganya lebih murah. Cangkul, sekop, dan ember dapat diusahakan sendiri. Pada prinsipnya dengan modal kecil pun dapat memulai berkebun jamur tiram asalkan memiliki kemauan dan niat yang kuat.
A. Kelengkapan Peralatan Tanam
Perlengkapan yang diperlukan antara lain: 1. Mesin produksi (steamer)/drum yg dimodifikasi 2. Semprotan 3. Plastic polypropylene, 4. Cincin baglog, kapas, dan karet gelang 5. Cangkul, sekop, dan ember plastic 6. sendok bibit 7. botol 8. Thermo-higrometer
B. Rumah jamur (kumbung)
Rumah jamur perlu dibangun dilokasi yang memenuhi syarat kelembapan dan suhu udara lingkungan. Rumah jamur sebaiknya dibuat dari bahan bahan yang sederhana untuk menghemat biaya. Rumah jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka bambu dengan menggunakan atap daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Di dalamnya dibuat rak-rak yang disekat-sekat untuk meletakkan baglog. Tinggi rak dibuat sedemikian rupa sesuai kapasitas bag log yang diinginkan bisa dibuat 3 hingga 6 tingkat.
Langkah-langkah Budidaya Jamur Tiram
Langkah-langkah budidaya jamur tiram berupa persiapan media (substrat), pencampuran media, pengantongan (logging), sterilisasi, inokulasi bibit, inkubasi, pemeliharaan tubuh buah, dan panen. Bagi pemula atau pengusaha skala kecil ada baiknya untuk sementara waktu bibit ataupun media tanam dapat membeli dari pembibit ataupun dari perusahaan yang telah memiliki skala usaha yang besar. Proses produksi dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :
1. Persiapan Media (Substrat) Formula media tanam untuk jamur tiram adalah sbb : • Serbuk gergajian kayu = 100 kg • Dedak/katul = 10 kg • Kapur = 3 • Gypsum (tambahan) = 0,5 kg • Kadar air = 65%
2. Pencampuran Media Bahan bahan media yang telah disiapkan diaduk sedemikian rupa sehomogen mungkin agar pertumbuhan miselium dapat merata ke seluruh media. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara mekanis ataupun manual. Apabila dilakukan secara manual upayakan pengadukan lebih lama sehingga diperoleh pencampuran yang merata terutama untuk bahan bahan yang konsentrasinya rendah. Media yang telah tercampur dengan baik biasanya menggumpal pada saat dikepal. Setelah proses pencampuran selesai lakukan pengomposan (fermentasi) selama 3-5 hari. Proses pengomposan dapat membantu mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram. Lakukan pengadukan setiap hari agar proses pengomposan merata.
3. Pengantongan (logging) Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukkan media yang telah dikompos ke dalam plastik tahan panas (polypropylene). Upayakan pengisian tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Untuk memadatkan media dapat dilakukan dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir. Setelah diisi media pada bagian atas lalu diberi ring bambu/pipa dan di tutup dengan kapas sebagai tempat memasukkan bibit atau tempat keluarnya jamur. setelah itu diikat dengan karet.
4. Sterilisasi Baglog yang telah siap selanjutnya disterilisasi melalui proses pasteurisasi dengan cara dikukus. Pasteurisasi yaitu proses pemanasan dengan suhu tidak lebih dari 100˚C dengan waktu tidak kurang dari 5 jam. Pada umumnya para produsen melakukan pemanasan selama 8-12 jam. Pemanasan ini tergantung pada bahan dasar yang digunakan dan banyaknya log yang dipasteurisasi. Setelah selesai baglog didinginkan selama setengah sampai satu hari.
5. Inokulasi bibit Inokulasi merupakan proses penanaman bibit ke dalam media tanam. Proses inokulasi dilakukan secara aseptis /steril. Usahakan ruangan sebersih mungkin. Bila memungkinkan peralatan maupun ruangan disemprot alkohol terlebih dahulu. Selama proses ini usahakan menutup mulut dengan masker atau minimal tidak berbicara berlebihan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari uap mulut. Inokulasi dilakukan dengan memasukkan bibit (F2) sebanyak 2-5 sendok makan ke dalam lubang yang telah diberi cincin bambu / pipa atau bisa juga dengan menebarkannya di atas permukaan media hingga merata kemudian menutup kembali lubang ring bambu dengan kapas/koran.
6. Inkubasi Inkubasi merupakan masa pertumbuhan miselium hingga memenuhi media secara merata. Suhu yang dibutuhkan pada proses ini yaitu antara 22˚C – 28˚C. upayakan suhu di ruangan inkubasi dijaga agar tetap stabil untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Masa inkubasi akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.
7. Pemeliharaan tubuh buah Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi hingga panen. Pada masa pemeliharaan penutup baglog dibuka hingga seperempat bagian log. Tahapan ini memerlukan suhu yang lebih rendah dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium (tahap inkubasi) dan juga kelembapan yang optimal/berlimpah. Suhu yang diperlukan sekitar 20˚C -26˚C dengan kelembapan 80% – 90%. Pengaturan kelembapan dapat dilakukan dengan penyiraman sebanyak 2-3 kali setiap hari terutama ketika kelembapan di luar rendah biasanya pada saat siang hari. Selain kelembapan, kadar oksigen juga perlu diatur dengan membuka ventilasi ketika kelembapan di luar tinggi. Kelembapan perlu dikurangi hingga 70% – 80% apabila tubuh buah telah mencapai ukuran dewasa. Hal ini dilakukan agar tekstur tubuh buah tidak lembek yang bisa menyebabkan tidak tahan lama /cepat busuk.
Masa Panen Budidaya Jamur Tiram
Setelah 7-10 hari penutup dibuka, tubuh buah biasanya sudah mulai tumbuh. Selang 3-4 hari setelah tunas tubuh buah tumbuh, jamur telah siap dipanen. Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara mencabut seluruh rumpun tubuh buah jamur yang ada beserta akarnya. Akar yang tertinggal bisa menyebabkan pertumbuhan tubuh buah selanjutnya terganggu karena terjadi pembusukan media. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat jamur masih dalam kondisi segar. Panen kedua biasanya berlangsung dalam rentang waktu 1-2 minggu setelah panen pertama. Usia produktif berlangsung 3-4 bulan dengan produksi satu baglog sekitar 0,6 kg. Setelah dilakukan pemanenan, log dipelihara seperti awal penanaman yaitu dengan melakukan penyiraman, pengaturan suhu, kelembapan serta aerasi.
Pengolahan Pasca Panen Budidaya Jamur Tiram
Perawatan pasca panen yaitu membersihkan sisa-sisa akar Jamur yang telah dipetik dengan cara mengeruk Log bekas tempat tumbuhnya jamur tersebut secara bersih agar segera terjadi pertumbuhan miselium/bakal jamur yang baru.
Begitulah Trik Sukses Budidaya Jamur Tiram. Apabila Anda tertarik untuk memulai usaha budidaya, tidak ada salahnya Anda memulai untuk berbisnis budidaya jamur tiram. Menurut sipendik Bisnis ini begitu “seksi” untuk dikembangkan, karena jumlah produksi tidak sebanding dengan panawaran yang begitu besar sampai saat ini. Selamat Mencoba..
Diolah dari berbagai sumber